Nama : Sri Maryati
NPM :A1.1300048
STMIK-SUMEDANG
PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA
A.
Mencari Nilai Pemusatan, Penyebaran, dan Bentuk
Suatu Distribusi Frekuensi
Buatlah data nilai mahasiswa pada SPSS.
Setelah menetapkan variabel penelitian dalam variabel view, masukkan kesembilan
data pada data view. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Pilih Analyze => Descriptive Statistic
=> Frequencies maka kontak dialog frequencies akan muncul.
Masukkan variabel nilai pada kotak
Variable(s), dan klik tombol statistic maka kotak dialog Frequencies Statistic
muncul. Untuk mengetahui nilai persentil, pada bagian Percentile Values, pilih
Quartiles. Untuk mengetahui nilai
pemusatan data, pada bagian Central Tendency pilih Mean, Median, dan Mode.
Untuk mengetahui nilai penyebaran data, pada bagian Depersion, pilih std
deviasion, dan Range. Selanjutnya, untuk mengetahui bentuk distribusi data,
pada bagian Distribution, pilih Skewness dan Kurtosis.
Klik tombol continue maka akan kembali ke
kotak dialog Frequencies dan selanjutnya klik tombol Ok.
Ada dua hasil output SPSS. Yang perta,a
adalah tabel statistics dan yang kedua tabel nilai. Tabel statistic keseluruhan
nilai pemusatan (rata-rata 72.78, median 70, dan modus 70) dan penyebaran data
( standar deviasi 6.667, varian 44.444, range 20, maupun nilai persentil).
Disamping itu juga bentuk distribusi data.
B.
Melakukan Analisis Deskriptif dengan Pembobotan
Data
Langkah pertama adalah membuat tabel
distribusi frekuensi penelitian berat badan dalam SPSSLangkah kedua adalah memberi bobot pada
nilai beratnya. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Data => weigh cases maka akan muncul
kotak dialog weight cases.
Pilih weight cases by, dan masukkan
variabel frekuensipada kotak frequency variable. Selanjutnya klik tombol ok.
Langkah
terakhir adalah melakukan
analisis pemusatan data :
Analyze => Descriptive Statistic =>
Descriptive maka kotak dialog descriptive akan terbuka.
Masukkan variable berat pada kotak
Variable(s), kemudian klik tombol options, maka akan muncul kotak dialog
Descriptives Options. Untuk mengetahui nilai deskriptife data, pilih mean untuk
mengetahui pemusatan data, pilih Std. Deviation dan Variance untuk mengetahui
penyebaran data, serta pilih skewness dan kurtosis untuk mengetahui bentuk
distribusi data.
Selanjutnya klik tombol continue sehingga
akan kembali ke kotak dialog Descriptives, kemudian klik tombol Ok.
Hasilnya sebagai berikut :
Jumlah keseluruhan sample adalah 60. Nilai
pemusatan data, yaitu rata-rata sebesar 79.17. nilai penyebaran data meliputi
jarak nilai tertinggi dengan terendah (range) sebesar 60, standar deviasi
sebesar 8.045, dan varian sebesar 64.718. bentuk distribusinya memiliki nilai skewness
-0.672 (skewness negatif moderat) dan kurtosis -0.395 (platikurtik).
DISTRIBUSI NORMAL DAN HIPOTESIS
A.
Mencari probabilitas komulatif pada distribusi
normal
Apabila anda
kesukaran menemukan tabel probobilitas komulatif pada distribusi normal, anda
dapat mencarinya dengan mudah di SPSS. Buat tiga kolom, pertama untuk nilai
individu,kedua untuk rata-rata populasi, dan yang ketiga untuk standar deviasi.
Contoh, ujian
nasional SD di Yogya. Masukkan nilai 28,24, dan 21 pada kolom nilai individu,
sedangkan nilai rata-rata populasinya 24 dan standar deviasinya 3.
Untuk mencari
probabilitas komulatif, berikut langkah-langkahnya :
Pilih
transform=> compute variable maka
kotak compute variable akan muncul.
Pada kotak
function group, pilih CDF dan noncentral CDF, kemudian pada kotak Function and
Special Variables, pilih Cdf.normal(?,?,?) pada kotak numeric Expression. Untuk
tanda tanya pertama, masukkan variable nilai individu. Untuk tandatanya kedua,
masukkan variable rata-rata populasi, dan untuk tandatanya ketiga adalah
standar deviasi. Pada kotak Target Variable, tuliskan probabilitas,merupakan
variable baru yang akan berisi probabilitas komulatif yang akan dicari..
Setelah semua
diisi klik Ok.
Banyak koma pada
hasil probabilitas komulatif dapat disesuaikan dengan mengatur jumlah decimal
pada tab variable view kolom decimal.
Anda dapat
mencari probabilitas muncul nilai 28 sampai 24 dengan mengurangkan probabilitas
komulatif 0.909-0.5 = 0.409
B.
Melakukan hipotesis dan mencari interval
keyakinan
Anda
dapat melakukan hipotesis dan mencari interval keyakinan hanya dengan beberapa
kali klik di SPSS. Contoh, sampling berat tabung LNG , berjumlah 30 sample
berat. Masukkan ketigapuluh sample berat pada SPSS, sbb :
One-sample T test dapat anda
lakukan dengan klik Analyze => compare means => one-sample T test
sehingga kotak dibawah ini muncul :
Masukkan variable LNG pada
kotak Test variable(s) dan tulis rata-rata yang diharapkan (12) pada kotak test
value kmudian klik Ok. Hasilnya sebagai berikut:
Tabel one-simple statistic
menampilkan statistik diskriptif dari sample meliputi jumlah data sample (N)
adalah 30, rata-rata (mean) adalah 11.5, standar deviasi adalah 0.92848, dan
standar error adalah 0.16952.
Tabel one-simple test menunjukan hasil bila
melakukan hipotesis maupun interval keyakinan. Ho diterima atau ditolak dapat
dilihat pada nilai Sig. (2-tailed). Nilai ini merupakan nilai p-value untuk
pengujian two tails karena nilai p-value (0.006) lebih kecil, nilai alfa 0.05
(two tails menjadi 0.025), mak ditolak. Jadi ada perbedaan signifikan antara
rata-rata yang diharapkan dengan rata-rata statistik sampelnya.
Disamping menggunakan
perbandingan p-value dengan level alfa untuk menarik kesimpulan hipotesis, anda
dapat menggunakan perbandingan t hitung dengan t tabel. Apabila nilai t hitung
lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima, sebaliknya bila t hitung lebih
besar dari t tabel maka Ho ditolak.
TEST PERBANDINGAN
RATA-RATA
A.
Independen Sample Test
Anda
dapat melakukan independent sample test ssecara mudah dan cepat menggunakan
SPSS. Mari kita ambil contoh penelitian tingkat kecerdasan antara remaja putra
dan putri.
Langkah pertama
adalah memasukkan data tingkat kecerdasan tersebut dalam SPSS. Anda dapat
mengambilnya pada file independentsamples.sav.
langkah sebagai berikut :
Pilih analyze =>
compare mean => independent sample t test maka kotak dialog independent
sample t test akan muncul.
Masukkan variable
tingkat kecerdasan pada kotak test variable(s), sedangkan variable gender pada
kotak gruoping variable. Pada variable gender yang dimasukkan pada kotak
grouping variable akan muncul tandatanya (??). hal ini karena belum
mendefinisikan kelompok-kelompok dalam variable gender. Untuk mendefinisikan
kelompok-kelompok tersebut, klik define groups sehingga kotak dialog define
group akan muncul.
Ketik 1 pada kotak
Group 1 yang mewakili kelompok remaja putra dan ketik 2 pada kotak Group 2 yang mewakili kelompok
remaja putri. Selanjutnya, klik continue maka akan kembali pada kotak dialog
independent samples T test dan klik Ok . hasilnya sebagai berikut :
Tabel grup statistik
mengga,mbarkan nilai statistik tingkat kecerdasan maing-masing kelompok remaja
putra dan putri. Nilai statistik tersebut melingkupi jumlah sample (N)., yaitu
masing-masing kelompok 30 sample, rata-rata sample putra 116 dan putri 113,
standar deviasi putra 116 dan putri 113, dan standar error putra 1.385 dan
putri 1.348.
Tabel kedua, yaitu
independent samples t test yang memuat beberapa test, yaitu levene, t test dan
interval keyakinan.
Test levene menguji
apakah kedua sample memiliki varian yang sama. Anda dapat ,elihatnilai sig =
1.000. nilai identik dengan p-value. Nilai p-value lebih besar dari level alfa
(0.05) sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan varian antar kedua
sample.
Sedangkan t test yang menguji apakah ada perbedaan
rata-rata dari kedua sample. Dari test levene, anda menyimpulkan tidak ada
perbedaan varian. Oleh karena itu pakai baris equal variance assumed. Dari
baris tersebut terlihat nilai t = 1.552 dan df = 58 maka nilai sig (2 tailed)
atau p-valuenya = 0.126. nilai p-value tersebut
lebih besar dibandingkan dengan level alfa (0.025). maka dapat
disimpulkan tidak ada perbedaan rata-rata tingkat kecerdasan dari kedua sample.
B.
Dependent Sample t Test
Pada
dependent sample t Test, ambil contoh
pada penelitian perbedaan nilai TOEFL sebelum dan sesudah mengikutitest
intensif selama 1 bulan.
Langkah pertama
adalah memasukkan data pasangan nilai TOEFL sebelum dan sesudah pelatihan dalam
SPSS. Anda dapat mengambilnya pada file dependentsamples.sav.
Langkah selanjutnya adalah melakukan independent
sample t test. Berikut ini langkah-langkahnya :
Pilih analyze =>
compare mean => paired samples T test maka kotak dialog paired sample t test
akan muncul.
Blok variable TOEFL
sebelum dan sesudah kemudian masukkan pada kotak paired variables. Setelah itu
klik Ok. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel paired samples
statistics menggambarkan nilai statistik pasangan nilai TOEFL. Nilai rata-rata
sebelum pelatihan intensif adalah 340, sedangkan setelah pelatihan 443.33.
jumlah pasangan sample ada 30. Standar deviasi sebelum pelatihan intensif
adalah 25.931 dan setelah pelatihan adalah43.156. standar error sebelum
pelatihan intensif adalah 4.734, sedangkan setelah pelatihan 7.945.
Tabel kedua, yaitu
tabel paired samples correlation. Tabel ini menunjukan tingkat hubungan
variable sebelum pelatihan dengan variable sesudah pelatihan. Nilai korelasinya
adalah 0.760. nilai tersebut mengindikasikan hubungan yang erat.
Tabel ketiga, paired sample test, menurut uji t dan
interval keyakinan. Ada perbedaan rata-rata sebelum dengan sesudah pelatihan
sebesar 103.33, dengan nilai standar deviasi 29.165 dan standar error 5.325.
Apabila melihat kolom 95% convidence interval,
terlihat batas bawahnya adalah -114.224 sedangkan atasnya adalah -92.443. nilai
perbedaan pasangan -103.333 berada pada rentang tersebut. Untuk mngetahui
menerima Ho atau tidak lihat t-testnya.
Nilai t hitung adalah -19.405 dan df = 29 maka
diperoleh sig (2 tailed) atau p-value sebesar 0. Nilai p=value tersebut lebih
kecil dibandingkan dengan level alfa (0.025). maka dapat disimpulkan ada
perbedaan rata-rata nilai TOEFL sebelum dan sesudah mengikuti test intensive.
Kesimpulannya yaitu, nilai t hitung (19.406) lebih besar dari nilai t tabel (2.045),
maka Ho ditolak. Jadi ada perbedaan rata-rata nilai TOEFL sebelum denga sesudah
pelatihan.
C.
One Way Anova
Perhitungan
tingkat kepuasan tiga kelompok dengan menggunakan SPSS. Langkah petmana adalah
memasukkan data tingkat kepuasan tersebut dalam SPSS.
Langkah selanjutnya
adalah melakukan one way anova. Berikut ini langkah-langkahnya : Pilih analyze =>
compare mean => one way anova maka kotak dialog one way anova akan muncul.
Masukkan variable tingkat kinerja pada kotak dipendent
list. Sedangkan variable pelatihan pada kotak factor. Untuk mengetahui
statistic data sample dan varian antar kelompok sample, klik option maka kotak
dialog option akan muncul. pada statistic, pilih descriptive dan homogenity of
variance test.
Kemusian klik
continue, selanjutnya klik Ok. Dan lihat hasilnya .
Tabel descriptives menggambarkan nilai statistic
tingkat kinerja ke tiga kelompok. Nilai statistik tersebut melingkupi jumlah
sample (N), yaitu masing-masing kelompok 15 sample, rata-rata tingkat kinerja
sebelum pelatihan 5.13, pelatihan dasar 7.87 dan pelatihan lanjut 8.2.
disamping itu nilai standar deviasi dan standar error masing-masing kelompok
juga tersedia.
Tabel kedua, yaitu tabel test homogenety of variance
untuk menguji apakah ketiga kelompok sample memiliki varian yang homogeny.
Nilai p-value lebih besar dari level alfa (0.05).maka
dapat disimpulkan tidak ada perbedaan varian antara ketiga sample.
Sedangkan tabel ketiga, ANOVA, menguji apakah ada
perbedaan rata-rata dari ketiga sample. Nilai mean square between groups adalah
42.467. nilai tersebut berasal dari nilai sum of squares between groups
(84.933) dibagi dengan df-nya (2). Nilai mean square within groups adalah
0.521. nilai tersebut berasal dari nilai sum of squares within groups (21.867)
dibagi dengan df-nya (42).
Anda dapat melihat nilai sig = 0.000. nilai ini
identik dengan p-value. Nilai p-value lebih kecil dari level alfa (0.05). maka
dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata di antara ketiga sample.
Disamping melihat nilai sig, anda dapat memakai nilai
F. Nilai F pengamatan adalah 81.567. nilai tersebut berasal dari nilai mean
square between (42.467) dibagi dengan
mean square within (0.521). sedangkan nilai F kritikal adalah 3.23 (lfel alfa
0.05, df numerator = 2, sedangkan df denominator yang mendekati = 40). Karena
nilai F pengamatan (81.567) jauh melebihi F kritikal (3.23) maka Ho ditolak.
Jadi ada perbedaan rata-rata di antara ketiga kelompok sample.
KORELASI
Korelasi
berguna untuk menentukan hubungan antar dua variable penelitian. Koefisien
korelasi yang terbentuk dari hubungan
dua variable memiliki dua makna, yaitu arah hubungan (positif atau negatif) dan
besar hubungan ( lemah, moderat dan kuat).
A.
Korelasi Pearson
Untuk
melakukan uji korelasi kita contohkan dengan penelitian hubungan nilai
matematika dan fisika.
Langkah pertama yaitu memasukkan data tingkat kecerdasan tersebut dalam SPSS.
Langkah
selanjutnya adalah melakukan uji korelasi pearson, berikut langkah-langkahnya :
Pilih analyze
=> correlate => bivariate maka kotak dialog bivariate correlations akan
muncul.
Masukkan nilai
variable matematika dan nilai fisika pada kotak variables. Pada kotak
correlation coeficients , pilih pearson. Selanjutnya klik Ok sehingga hasilnya
sbb:
Tabel
correlations menujnukan korelasi pearson antara nilai matematika dengan nilai
fisika sebesar 0.901. hubungan kedua nilai tersebut signifikan atau tidak dapat
anda lihat sig = 0.000. nilai ini identik dengan p-value. Nilai p-value lebih
kecil dari lefel alfa (0.05). jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
signifikan antara kedua variable.
B.
Korelasi Spearman
Lakukan uji korelasi yang sama seperti melakukan
korelasi pearson. Contohnya penelitian
hubungan nilai antara juri A dan juri B. Langkah pertama sama seperti tadi ,
masukkan data tingkat kecerdasan tersebut dalam SPSS.
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji korelasi
spearman. Langkah-langkahnya sama seperti uji korelasi pearson. Hanya pada kotak correlation
coefficients, pilih spearman, selanjutnya klik Ok, maka hasilnya sbb:
Tabel correlations menunjukan korelasi spearman antara
nilai matematika dengan nilai fisika sebesar 0.899. hubungan kedua nilai
tersebutsignifikan atau tidak dapat anda lihat nilai sig = 0.000. nilai
ini identik dengan p-value. Nilai p-value lebih kecil dari level alfa (0.05)
maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara kedua variable.
Silakan tinggalkan komentar anda. DILARANG KERAS menyimpan link blog/web pada komentar dengan tujuan backlink, Spam.